JEMARI LAYU
Hatiku beku,
Kurasa keluh yang tak bertumpu
Dalam nadi yang tak berdenyut
Terhenyap................
Terampas...............
Terhujam oleh lima jemari layu
Yang kerap merogoh hatiku
Bahkan nuraniku
Jua tak lepas pikirku
Jemari ini,
Adalah jemari setan dalam hatiku
Mengayun bimbang imaji
Dalam alunan waktu yang menidurkanku
Dari sadarku
Dalam hidupku
Jemari ini,
Ajarkanku akan arti hidup dalam ketiadaan
Bermimpi menjadi elang
Yang gagah menaklukkan senja
Kala mendung beradu
Hentikan aku.................
Ketika raga lemah penuh peluh
Bangunkan aku.................
Saat mentari enggan tuk berlabuh
Acuhkan aku..............
Kala rindu tak menyatu
Dan matikan aku...............
Kala jiwa luruh menjadi sebongkah abu
Untuk aku,
Seruling keabadian ditiupkan
Ke dalam ruh yang tak bertuah
Jauh dalam tubuhku
Namun aku tak bergetar
Tak berucap sepatah kata
Lalu peri itupun berlalu
Tanpa membasuh jiwaku
Dalam kasihnya
Untuk aku,
KISAH SENJA
Kubuka lembaran kisah senja
yang telah berlalu
kembali mengusik igauku
dalam kalbu
Letihku bergumam tiada henti
memanggil resahku
Tak pernah kusangkali
detak jantungku merindumu
tak lagi kuingkari
gelisah hatiku mendambamu
meski semua telah berlalu
namun berarti bagiku
Saat ini kau beranjak menjauh
jauh..........berpaling dari hatiku
tiada setitik kasih yang tersisa
tanpa kata
tanpa bahasa
kau endapkan janjimu bersama benci
Kini ku hanya bisa terdiam
bertahan di ayunan mimpi
yang tak sempat tergali
Dan tak pernah ku meratap
meski pahit yang ku kecap
dalam jiwa
MENCERCA BENCI
Pernah aku berdiri
terhanyut dalam benci
hati terpasung, jiwa menguntai luka
amarah tiada henti mengembara
terkadang merana, tetap mendera
sakit terus saja meraja
meski aku mati
Kucoba merangkai biduk cinta
memugar kembali puing-puing kasih
yang masih tersisa
nyata kuayun langkah hati
mencerca benci, mendayung damai
bersama harap nan pasti
walau jiwa tertatih
Dengarlah hati..............
menuju kasih nan abadi
Lihatlah mentari...........
tak pernah letih menyinari bumi
Dan rasakanlah damai............
yang tumbuh menyejukkan nurani
Lalu kubiarkan pedih merajuk
memudar bersama sang waktu
Aku tetap di sini
menyemai cinta nan suci
indah bertabur damai
di atas bening embun pagi
SEBELUM KU TERLELAP
Ucapkan namaku
ketika resah mulai memburu
lafadzkan bait-bait kesejukan
dari kelembutan jiwa
yang mengalir tenang
sebelum ku terlelap
Tataplah hatiku
saat bimbang terus mengayuh
kerlingkan isyarat ketulusan
dari kedalaman nurani
yang menawan raga
sebelum ku terlelap
Abadikan aku
kala kenangan selalu mencumbu
dalam hatimu
bersama rinai bintang kejora
yang mendamba senja
sebelum ku terlelap
Rindukan aku
kala kasih senantiasa merayu
lantunkan senandung mesrah
bersama sendu kicau burung
yang menggugah rasa
sebelum ku terlelap
Ku ingin menggenggam jemarimu
sebelum ku terlelap
ku ingin memeluk tubuhmu
sebelum ku terlelap
Dan selamanya bersamamu
sebelum ku terlelap
PUISI TANPA KATA
Bukan aku yang di sana
seorang sahaya mendamba surga
penuh harap di palung hatinya
menghiasi sang malam nan kelam
dengan gemintang cahaya jiwa
Namun nyata aku yang di sini
memapah gelisah dalam kegelapan nurani
mengusung hidup bertabur tirani
tanpa aku tahu.........
arti siratan hati sang dewi
bak merpati putih terbang di angkasa
menatap birunya langit
Begitu sesak penat memasung fikirku
begitu bimbang menggauli hati
menjejaki tapak-tapak kehidupan
yang tak pernah berarti
lantas kumaktub syair kehampaan diri
dalam puisi tanpa kata
Kusebut diriku setan
karena aku bukanlah dewa
kutasbihkan diriku hitam
karena aku bukanlah putih
lantas aku siapa?
Mungkin aku sekedar gelap
yang risau membunuh terang
atau hanya setitik tirani
yang menyelingkuhi purnama hati
dengan senyum nan hampa
PUJANGGA TAK BERKASIH
Hati bergetar manja
selaras alunan simfoni sang bayu
menerjemahkan isyarat hati
yang tersembunyi abadi
kala sabda pujangga berbahasa
Jantung berdetak tak beralasan
bergejolak terburai nyanyian sang prahara
meniti gemuruhnya rasa dalam jiwa
yang tersemai sempurna
saat titah pujangga bertahta
Jiwa berlari segera
menjemput cinta dalam genggaman surga
mengalir menyejukkan sukma
yang tak terbantah sang masa
ketika dzikir pujangga bersemayam
Begitu indah ayat-ayat cinta
terlahir dari sentuhan tangan sang pujangga
terangkai dalm syair bersahaja
menghiasi bait-bait manis kehidupan
yang terjalin dan terangkum
dalam lembaran kasih
yang tiada terperih
Namun semua tiada kan sempurna
tiada pernah nyata terkata
sendiri...........
sang pujangga meninggali mimpi-mimpi
yang tak sempat terobati
hanya sendiri
tanpa kasih
GELAPNYA HATI
Perih.........aku berjalan tertatih
mengarungi luasnya samudera hati
yang tak pernah kujamah
seiring lambaian nyiur yang berbahasa
tanpa tahu kemana pergi
tuk temukan arti diri
Sekejap tirani menghentikan langkahku
menyulam pedih dalam hati nan mati
merangkai serpihan kasih yang terserak
ketika aku tenggelam dulu
terpuruk dalam buaian kegelapan
menjadi butiran buih-buih tak berarti
yang terhempas sunyi
Entah apa sebenarnya yang kucari?
tak seutas harap pun yang kusangkali
hidup bermahkota gersang dan dahaga
bak untaian pasir di padang sahara
yang tandus tak bermuara
mengharap sang bayu singgah
di peluknya.........
Terbesit bimbang dalam hati
ingin kunikahi gelapnya hitam
bersanding sepi tak berhaluan
yang kerap mencumbu jiwaku
dulu.........saat kurapuh
tanpa terbetik setitik harap
putih kan terus menerangi
keruhnya hati ini
PELANGI TAK BERWARNA
Tlah lama sudah
sunyi memelukku dengan eratnya
dalam hening kesendirian
begitu erat nian
hingga tak sanggup imajiku tergerak
hanya terdiam
bersama serunai angin malam
Dari kejauhan, aku memandang
seorang peri berjalan menghampiriku
dia berucap penuh makna
namun tanpa suara
hanya menjulurkan tangannya
perlahan..........
memberiku sekuntum mawar putih
akupun tersadar kembali
Saat itu..........
aku melihatnya melangkah tertatih
menuruni lengkungan pelangi
yang tak berwarna
terhenyap arakan awan hitam
menerbitkan palung kesepian
dalam penantian tak bertepi
Akhirnya aku bertarung sepi
sendiri.........
menghempas segala letihnya nurani
tanpa sejuknya butiran embun pagi
tanpa mesrahnya kicauan burung senja
Aku masih sendiri..........
mengarungi hari yang tak berarti
bagiku
Menanti FAJAR
Kupandangi langit hitam tak berbintang
masih saja kelam
meski masa terus mengayuh hati ini
bergulir di setiap ketika
memenuhi mimpi-mimpi malam
yang begitu hampa
Ingin kuingkari semilir sang bayu
beradu bersama desau riuh rindu
namun hatiku serasa tak mampu
membendung syahdu gelora
bak prahara merindu kasihnya
sesaat aku tersentak.......
lalu berlari menuju gelap
Masih di sini
kuterpaku........
bersanding malam yang kian membisu
ku hanya terdiam.........
ketika senyap terus berdendang
melantunkan ayat-ayat kegetiran
penuh riang dan gembira
bersama bintang-bintang malam
Entah kapan ku akhiri semua
meski ku tahu ini tak mudah
hanya lentera kasih menuntun langkahku
menapak jiwaku sepurnama hitam
semabri menanti sang fajar
sebelum SENJA
pernah aku menyesali
setapak jalan yang pernah kulalui
begitu terjal dan berliku
berhiaskan selaksa kerikil dan duri
di setiap jengkal tanah mati
yang kudaki
terasa begitu perih
hingga sang waktu enggan tuk berhenti
apalagi kembali
hanya secerca kasih nan suci
di gumpalan awan hitam berarak
menembus palung hati
hampa berkubang teratai hitam
yang pernah kuselingkuhi
di saat itu......
aku bersanding sunyi dan sepi
lantas aku bersimpuh di kasih-MU
kucumbui warna pelangi dalam surga-MU
yang begitu indah nian
memesonaku dalam buaian kejora
yang berbinar di sudut langit
sebelum senja
Hatiku beku,
Kurasa keluh yang tak bertumpu
Dalam nadi yang tak berdenyut
Terhenyap................
Terampas...............
Terhujam oleh lima jemari layu
Yang kerap merogoh hatiku
Bahkan nuraniku
Jua tak lepas pikirku
Jemari ini,
Adalah jemari setan dalam hatiku
Mengayun bimbang imaji
Dalam alunan waktu yang menidurkanku
Dari sadarku
Dalam hidupku
Jemari ini,
Ajarkanku akan arti hidup dalam ketiadaan
Bermimpi menjadi elang
Yang gagah menaklukkan senja
Kala mendung beradu
Hentikan aku.................
Ketika raga lemah penuh peluh
Bangunkan aku.................
Saat mentari enggan tuk berlabuh
Acuhkan aku..............
Kala rindu tak menyatu
Dan matikan aku...............
Kala jiwa luruh menjadi sebongkah abu
Untuk aku,
Seruling keabadian ditiupkan
Ke dalam ruh yang tak bertuah
Jauh dalam tubuhku
Namun aku tak bergetar
Tak berucap sepatah kata
Lalu peri itupun berlalu
Tanpa membasuh jiwaku
Dalam kasihnya
Untuk aku,
KISAH SENJA
Kubuka lembaran kisah senja
yang telah berlalu
kembali mengusik igauku
dalam kalbu
Letihku bergumam tiada henti
memanggil resahku
Tak pernah kusangkali
detak jantungku merindumu
tak lagi kuingkari
gelisah hatiku mendambamu
meski semua telah berlalu
namun berarti bagiku
Saat ini kau beranjak menjauh
jauh..........berpaling dari hatiku
tiada setitik kasih yang tersisa
tanpa kata
tanpa bahasa
kau endapkan janjimu bersama benci
Kini ku hanya bisa terdiam
bertahan di ayunan mimpi
yang tak sempat tergali
Dan tak pernah ku meratap
meski pahit yang ku kecap
dalam jiwa
MENCERCA BENCI
Pernah aku berdiri
terhanyut dalam benci
hati terpasung, jiwa menguntai luka
amarah tiada henti mengembara
terkadang merana, tetap mendera
sakit terus saja meraja
meski aku mati
Kucoba merangkai biduk cinta
memugar kembali puing-puing kasih
yang masih tersisa
nyata kuayun langkah hati
mencerca benci, mendayung damai
bersama harap nan pasti
walau jiwa tertatih
Dengarlah hati..............
menuju kasih nan abadi
Lihatlah mentari...........
tak pernah letih menyinari bumi
Dan rasakanlah damai............
yang tumbuh menyejukkan nurani
Lalu kubiarkan pedih merajuk
memudar bersama sang waktu
Aku tetap di sini
menyemai cinta nan suci
indah bertabur damai
di atas bening embun pagi
SEBELUM KU TERLELAP
Ucapkan namaku
ketika resah mulai memburu
lafadzkan bait-bait kesejukan
dari kelembutan jiwa
yang mengalir tenang
sebelum ku terlelap
Tataplah hatiku
saat bimbang terus mengayuh
kerlingkan isyarat ketulusan
dari kedalaman nurani
yang menawan raga
sebelum ku terlelap
Abadikan aku
kala kenangan selalu mencumbu
dalam hatimu
bersama rinai bintang kejora
yang mendamba senja
sebelum ku terlelap
Rindukan aku
kala kasih senantiasa merayu
lantunkan senandung mesrah
bersama sendu kicau burung
yang menggugah rasa
sebelum ku terlelap
Ku ingin menggenggam jemarimu
sebelum ku terlelap
ku ingin memeluk tubuhmu
sebelum ku terlelap
Dan selamanya bersamamu
sebelum ku terlelap
PUISI TANPA KATA
Bukan aku yang di sana
seorang sahaya mendamba surga
penuh harap di palung hatinya
menghiasi sang malam nan kelam
dengan gemintang cahaya jiwa
Namun nyata aku yang di sini
memapah gelisah dalam kegelapan nurani
mengusung hidup bertabur tirani
tanpa aku tahu.........
arti siratan hati sang dewi
bak merpati putih terbang di angkasa
menatap birunya langit
Begitu sesak penat memasung fikirku
begitu bimbang menggauli hati
menjejaki tapak-tapak kehidupan
yang tak pernah berarti
lantas kumaktub syair kehampaan diri
dalam puisi tanpa kata
Kusebut diriku setan
karena aku bukanlah dewa
kutasbihkan diriku hitam
karena aku bukanlah putih
lantas aku siapa?
Mungkin aku sekedar gelap
yang risau membunuh terang
atau hanya setitik tirani
yang menyelingkuhi purnama hati
dengan senyum nan hampa
PUJANGGA TAK BERKASIH
Hati bergetar manja
selaras alunan simfoni sang bayu
menerjemahkan isyarat hati
yang tersembunyi abadi
kala sabda pujangga berbahasa
Jantung berdetak tak beralasan
bergejolak terburai nyanyian sang prahara
meniti gemuruhnya rasa dalam jiwa
yang tersemai sempurna
saat titah pujangga bertahta
Jiwa berlari segera
menjemput cinta dalam genggaman surga
mengalir menyejukkan sukma
yang tak terbantah sang masa
ketika dzikir pujangga bersemayam
Begitu indah ayat-ayat cinta
terlahir dari sentuhan tangan sang pujangga
terangkai dalm syair bersahaja
menghiasi bait-bait manis kehidupan
yang terjalin dan terangkum
dalam lembaran kasih
yang tiada terperih
Namun semua tiada kan sempurna
tiada pernah nyata terkata
sendiri...........
sang pujangga meninggali mimpi-mimpi
yang tak sempat terobati
hanya sendiri
tanpa kasih
GELAPNYA HATI
Perih.........aku berjalan tertatih
mengarungi luasnya samudera hati
yang tak pernah kujamah
seiring lambaian nyiur yang berbahasa
tanpa tahu kemana pergi
tuk temukan arti diri
Sekejap tirani menghentikan langkahku
menyulam pedih dalam hati nan mati
merangkai serpihan kasih yang terserak
ketika aku tenggelam dulu
terpuruk dalam buaian kegelapan
menjadi butiran buih-buih tak berarti
yang terhempas sunyi
Entah apa sebenarnya yang kucari?
tak seutas harap pun yang kusangkali
hidup bermahkota gersang dan dahaga
bak untaian pasir di padang sahara
yang tandus tak bermuara
mengharap sang bayu singgah
di peluknya.........
Terbesit bimbang dalam hati
ingin kunikahi gelapnya hitam
bersanding sepi tak berhaluan
yang kerap mencumbu jiwaku
dulu.........saat kurapuh
tanpa terbetik setitik harap
putih kan terus menerangi
keruhnya hati ini
PELANGI TAK BERWARNA
Tlah lama sudah
sunyi memelukku dengan eratnya
dalam hening kesendirian
begitu erat nian
hingga tak sanggup imajiku tergerak
hanya terdiam
bersama serunai angin malam
Dari kejauhan, aku memandang
seorang peri berjalan menghampiriku
dia berucap penuh makna
namun tanpa suara
hanya menjulurkan tangannya
perlahan..........
memberiku sekuntum mawar putih
akupun tersadar kembali
Saat itu..........
aku melihatnya melangkah tertatih
menuruni lengkungan pelangi
yang tak berwarna
terhenyap arakan awan hitam
menerbitkan palung kesepian
dalam penantian tak bertepi
Akhirnya aku bertarung sepi
sendiri.........
menghempas segala letihnya nurani
tanpa sejuknya butiran embun pagi
tanpa mesrahnya kicauan burung senja
Aku masih sendiri..........
mengarungi hari yang tak berarti
bagiku
Menanti FAJAR
Kupandangi langit hitam tak berbintang
masih saja kelam
meski masa terus mengayuh hati ini
bergulir di setiap ketika
memenuhi mimpi-mimpi malam
yang begitu hampa
Ingin kuingkari semilir sang bayu
beradu bersama desau riuh rindu
namun hatiku serasa tak mampu
membendung syahdu gelora
bak prahara merindu kasihnya
sesaat aku tersentak.......
lalu berlari menuju gelap
Masih di sini
kuterpaku........
bersanding malam yang kian membisu
ku hanya terdiam.........
ketika senyap terus berdendang
melantunkan ayat-ayat kegetiran
penuh riang dan gembira
bersama bintang-bintang malam
Entah kapan ku akhiri semua
meski ku tahu ini tak mudah
hanya lentera kasih menuntun langkahku
menapak jiwaku sepurnama hitam
semabri menanti sang fajar
sebelum SENJA
pernah aku menyesali
setapak jalan yang pernah kulalui
begitu terjal dan berliku
berhiaskan selaksa kerikil dan duri
di setiap jengkal tanah mati
yang kudaki
terasa begitu perih
hingga sang waktu enggan tuk berhenti
apalagi kembali
hanya secerca kasih nan suci
di gumpalan awan hitam berarak
menembus palung hati
hampa berkubang teratai hitam
yang pernah kuselingkuhi
di saat itu......
aku bersanding sunyi dan sepi
lantas aku bersimpuh di kasih-MU
kucumbui warna pelangi dalam surga-MU
yang begitu indah nian
memesonaku dalam buaian kejora
yang berbinar di sudut langit
sebelum senja